JAKARTA - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) sedang menggodok ketentuan akselerasi kuliah S1 sampai S3.
Dengan akselerasi ini, mahasiswa bakal tidak butuh waktu lama untuk mendapatkan gelar doktor.
Kebijakan ini diambil lantaran negara membutuhkan tenaga doktor di usia muda.
Dalam kondisi normal, kuliah S1 sampai S3 bisa ditempuh paling cepat dalam waktu delapan tahun. Perinciannya adalah empat tahun S1, kemudian S2 dan S3 masing-masing dua tahun.
’’Akselerasi perkuliahan mulai jenjang sarjana sampai doktor ini tentu untuk mahasiswa yang memiliki bakat dan kemampuan akademik bagus,’’ jelas Menristekdikti Mohamad Nasir di sela seminar World Class Professor (WCP) 2017 di Jakarta kemarin (16/11).
Mohamad Nasir lantas menjelaskan, dengan detail skenario percepatan kuliah paket S1 hingga S3 itu. Yakni, ketika mahasiswa S1 sudah masuk semester VII, maka dia sudah bisa mendaftar kuliah S2.
Sehingga, ketika lulus S1 (semester VIII), statusnya sedang menempuh S2 semester II. Selanjutnya, ketika sudah masuk S2 semester III, dia bisa langsung mendaftar S3.
Dengan demikian ketika lulus S2 (semester IV), sekaligus sedang menempuh semester II program S3. Sehingga tinggal membutuhkan waktu satu tahun lagi untuk menamatkan S3.
’’Jadi dalam tempo enam tahun, atau maksimal tujuh tahun, sudah mendapatkan gelar doktor,’’ terangnya.
Saat ini Kemenristekdikti sedang menggodok aturan hukum tentang akselerasi kuliah S1 sampai S3 itu. Dia yakin ketentuan itu sangat mungkin diterapkan.
Mantan rektor terpilih (belum dilantik diangkat jadi menteri) Undip Semarang itu mengatakan, sejatinya Kemenristekdikti sudah memiliki program akselerasi kuliah.
Tetapi hanya untuk mempercepat kuliah S2 dan S3. Yakni melalui program pendidikan magister menuju doktor untuk sarjana unggul (PMDSU).
Melalui program ini, perkuliahan S2 dan S3 tidak lagi dijalankan dalam tempo empat tahun. Tetapi bisa ditempuh dalam waktu tiga tahun.
’’Kami ingin program percepatan ini diterapkan mulai S1,’’ ujarnya.
Dengan sistem percepatan paket kuliah S1 hingga S3 itu, ke depan bakal semakin banyak SDM doktor di usia 24 tahun sampai 25 tahun.
Dengan demikian, mereka memiliki waktu lebih panjang untuk mengabdi kepada bangsa.
Guru besar Universitas Indonesia Prof Iwan Katili mengatakan, program akselerasi kuliah sudah dijalankan di UI.
’’Di kami sebutannya fast track,’’ jelasnya.
Program itu, lanjutnya, diperuntukkan bagi mahasiswa dengan IPK minimal 3,5. Dengan program fast track, mahasiswa S1 tidak perlu menunggu sampai wisuda untuk bisa masuk studi S2.
Guru besar Fakultas Teknik UI itu mengatakan, kuliah percepatan itu bekerja sama dengan kampus asing.
Dia juga menjelaskan, banyak sekali manfaat ketika menggunakan skema beasiswa untuk usia muda. Selama ini, jika mengirim beasiswa S2 atau S3 untuk usia 35 tahun sampai 40 tahun, kurang efektif.
Di antaranya adalah penelitiannya tidak nyambung. Tetapi ketika dibuat kuliah paket mulai S1 sampai S3, penelitian tugas akhirnya bisa terkait dan mendalam. (sumber: jpnn.com)
Comments
Post a Comment