Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabbarakatuh
Selamat Beraktifitas
Mendikbudku.com - Dari balik bilah-bilah bambu yang disusun menjadi dinding, suara Burhan Bhanin (38) terdengar jelas hingga seisi ruangan.
Hari itu, polisi berpangkat Brigadir Kepala tersebut mengajar pelajaran matematika kepada murid-murid SD Pararel Natarakade, Desa Karekanduku, Kecamatan Tanarighu, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Gambar Ilustrasi
kelas tempat Burhan mengajar tak kokoh sebagaimana ruang kelas sekolah-sekolah di kota besar.
Tempat itu hanya berupa bilik beralaskan tanah yang dibatasi belahan-belahan bambu sebagai penyekat ruangan.
Murid-muridnya, yang berjumlah belasan orang, duduk berjejer di bangku panjang dari selembar kayu. Mejanya juga dari lembaran kayu selebar bangku.
Di tempat inilah, Burhan kerap meluangkan waktu mendidik siswa-siswi di sekolah tersebut.
Kepala Unit Bimbingan Masyarakat Kepolisian Sektor Loli, Kabupaten Sumba Barat, itu mengajar secara sukarela. Bukan atas perintah pimpinan, melainkan atas dorongan hatinya setelah melihat kondisi sekolah yang memprihatinkan itu.
"Awalnya, saya datang ke desa untuk menangkap pelaku kejahatan. Namun, saat memutar mobil untuk pulang, tanpa sengaja saya lihat kondisi sekolah ini. Karena itu muncul keinginan dalam hati untuk membantu dan mengabdi di sekolah ini secara sukarela sebagai pengajar," kata Burhan kepada Kompas.com, Sabtu (1/7/2017).
Selain berdinding bambu dan beralaskan tanah, sekolah ini hanya beratapkan seng. Sebuah lubang besar terlihat di bagian atap akibat seng yang terlepas karena angin kencang.
Hanya ada tiga ruangan di sekolah ini yang digunakan untuk empat rombongan belajar. Kelas I dan II secara bergantian menggunakan satu ruangan, sedangkan dua ruangan lain untuk kelas III dan IV.
Sejak tahun lalu, Burhan mengajar dua kali dalam sepekan di sekolah tersebut. Pria kelahiran Bima, Nusa Tenggara Barat, 16 Maret 1979, itu membantu mengajar matematika bila ada guru yang berhalangan hadir.
Perjalanan dari tempat tugasnya ke sekolah itu juga memberi tantangan tersendiri.
Menyusuri pegunungan dan jalan rusak, ia butuh waktu sekitar dua jam dari rumah dan tempat tugasnya untuk berjumpa dengan murid-muridnya yang seluruhnya berasal dari keluarga tidak mampu.
Keinginannya untuk mengajar semakin kuat tatkala melihat semangat anak-anak kecil yang begitu antusias menjadi pintar walau dalam kondisi serba terbatas.
Selain menjadi guru bantu, Burhan juga menyisihkan sebagian gajinya untuk membeli sejumlah buku dan alat tulis bagi anak-anak didiknya.
Tekad Burhan menjadi pengajar di sekolah itu mendapat apresiasi dari guru, kepala Desa Karekanduku, dan atasannya. Atas pengabdiannya, Burhan menerima tanda penghargaan dari Kepala Polda NTT Irjen Polisi Agung Sabar Santoso yang berkunjung ke Sumba Barat belum lama ini.
Tepat di Hari Ulang Tahun (HUT) ke-71 Bhayangkara pada 1 Juli 2017, Burhan berharap agar polisi semakin dekat dengan masyarakat dan makin dicintai oleh masyarakat melalui sejumlah kegiatan sosial bersama masyarakat.
Sumber : tribunnews.com
Demikian berita terkini yang dapat mendikbudku.com bagikan, semoga bermanfaat.
Comments
Post a Comment