BEGINI SOLUSI PEMERINTAH TERKAIT KRISIS GURU YANG MENJADI PERSOALAN SAAT INI

SUARAPGRI - Dalam kurun 2017 - 2021, guru PNS yang pensiun mencapai 295 ribu orang lebih.
Dengan kondisi seperti ini, krisis jumlah guru PNS sudah di depan mata. Beragam cara dilakukan pemerintah untuk mengantisipasinya sudah disiapkan.


Diantaranya adalah dengan menghidupkan kembali jurusan mayor dan minor untuk mahasiswa keguruan. Sehingga kelak mereka bisa mengajar dua mata pelajaran.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan,  ada beberapa skenario untuk mengatasi kuranganya guru saat ini. Diantaranya, untuk jenjang SMK, dilaksanakan program guru keahlian ganda.

Dengan demikian, guru yang pada sebelumnya mengajar matematika, misalnya, bisa menjadi guru produktif dengan mengampu mata pelajaran komputer atau sejenisnya.
Selain itu juga, Menteri Muhadjir mengatakan, cara lain yang sedang dikaji adalah menghidupkan kembali sistem kuliah jurusan mayor dan minor untuk mahasiswa keguruan. Dengan cara ini, sarjana keguruan siap untuk mengajar pada dua mata pelajaran sekaligus.

"Multi subjek thinking saya berharap bisa diterapkan,’’ jelasnya di Jakarta beberapa hari lalu.
Supaya ketika ada kekurangan guru, bisa diambil dari guru yang ada. Tidak kaku seperti sekarang ini.

Guru besar pendidikan dan mantan rektor UNY Rochmat Wahab juga mengatakan, tidak menjadi persoalan sistem kuliah jurusan mayor dan minor mahasiswa keguruan dihidupkan lagi.
Asalkan tidak diterapkan di tengah jalan. Idealnya ketika awal masuk, calon mahasiswa sudah menentukan jurusan mayor dan minor apa yang dia pilih.

Selain itu juga, Rochmat Wahab berharap dobel pilihan jurusan itu tidak menyimpang jauh. Misalnya, mahasiswa keguruan bahasa Inggris memilih jurusan minor bahasa Prancis.
Atau mahasiswa jurusan PPKn memilih jurusan minor sosiologi.

’’Jangan misalnya jurusan mayornya bahasa Indonesia, kemudian minornya matematika. Menyimpang jauh,’’ tuturnya.
Rochmat Wahab juga berharap agar pemerintah melakukan kajian dan pemetaan terlebih dahulu pada guru di mata pelajaran apa yang kurang.

Sehingga, penerapan kebijakan kuliah jurusan mayor dan minor tidak percuma. Jangan sampai mata pelajaran yang populasi gurunya banyak, justru dibuka program mayor dan minor.
Menurutnya, guru produktif di SMK saat ini yang jelas masih kurang. Sehingga untuk awalan, kuliah jurusan mayor dan minor bisa diterapkan untuk bidang-bidang teknik. Sedangkan, untuk bidang sosial, harus dikaji lebih dalam apakah jumlahnya berkurang.

Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim menuturkan,  pemetaan kebutuhan guru saat ini sangat dibutuhkan.
Jangan sampai kebijakan kuliah mayor dan minor justru membuat guru semakin menumpuk.

’’Sementara lapangan kerja atau daya serapnya rendah,’’ ungkapnya.
Sehingga akhirnya banyak lulusan kuliah guru yang bekerja di perbankan dan industri lain di luar urusan pendidikan. Menurutnya, saat ini data riil kebutuhan guru masih gelap. Sementara kampus baru yang mencetak guru terus bermunculan.(sumber: pojoksatu.id)

Comments