ANGGARAN SEBESAR RP 416 TRILIUN, NASIB PENDIDIKAN DI INDONESIA JAUH DARI HARAPAN

SUARAPGRI - Hingga 72 tahun Indonesia merdeka, nasib dunia pendidikan nasional masih jauh dari harapan.
Padahal, anggaran yang digunakan untuk membangun dunia pendidikan mencapai Rp 416,1 triliun atau setara 20 persen dari APBN Tahun 2017.


Jumlah itu terbesar dibanding sektor pembangunan yang lain. Namun, dengan anggaran sebesar itu, dunia pendidikan Indonesia tidak kunjung membaik.
Kesimpulan itu didapat dari round table discussion dengan tema Mencerdaskan Kehidupan Bangsa: Pendidikan Nasional Menurut UUD NRI Tahun 1945 di gedung Nusantara IV, Kompleks MPR, DPR, dan DPD RI, Selasa (24/10).

Praktisi pendidikan Arief Rahman memberi catatan terhadap perilaku para guru dan dosen.
Menurutnya, banyak guru dan dosen di Indonesia yang sering mengeluh, tidak disiplin, dan tidak memiliki persiapan sebelum mengajar.

"Ada guru yang sering disibukkan dengan persoalan di luar pelajaran dan lupa terhadap tugasnya untuk mengajar,” ujar Arief.
Sikap lain dari para guru  dan dosen yang kurang baik adalah tidak bersemangat saat bertemu dengan siswa. Padahal, semestinya guru menunjukkan semangat agar para siswa juga bersemangat dalam menerima pelajaran.

Pendapat lain dikemukakan oleh Ketua Umum PGRI Unifah Rosyidi.
Menurut Unifah Rosyidi, tidak semua anggaran pendidikan terdistribusi secara baik.

Bahkan, anggaran dari pusat yang ditransfer ke daerah untuk diteruskan ke guru kerap dipergunakan terlebih dahulu untuk pembangunan daerah.
Akibatnya, anggaran tersebut terlambat sampai di tangan para guru.

"Ini persoalan sangat serius yang bisa menimbulkan kegelisahan, tetapi terjadi berulang-ulang,” tutur Unifah.
Di sisi lain, Bomer Pasaribu mengatakan, pendidikan nasional sama sekali tidak terjangkau oleh sila-sila Pancasila.

Sementara di Eropa malah melaksanakan prinsip prinsip Pancasila.
"Di Indonesia kita menemukan teori tentang Pancasia. Namun, di Eropa, praktik Pancasila itu malah sudah dilaksanakan,” kata Bomer. (sumber: jpnn.com)

Comments